Kita terlahir dari kota yang berbeda. Tapi kerap kali membicarakan tema yang sama. Yaitu "CINTA"

Sabtu, 24 Agustus 2013

Kenangan dalam secangkir Latte

Senja sedang berkemas,ketika kau menyuguhiku secangkir latte. Bibirku cemberut, membentuk sebuah kerucut. Sebab, aku bukanlah penyuka kopi. Jenis apapun itu, aku tidak pernah suka dengan yang namanya kopi.

Kau memaksaku untuk mencoba.
"Cobalah. beberapa teguk saja. Rasanya tidak seburuk yang kau pikirkan" katamu dengan tatapan penuh pengharapan .

"Baiklah" ucapku sambil meneguk kopi seduhanmu sebelum senja benar-benar berlalu.
"Tidak buruk kan?, katamu ketika aku terbuai pada tegukan kedua, ketiga, dan seterusnya, sampai aku tidak menyadari cangkir yang ku genggam sudah kosong.

"Aku menggeleng". Dalam hati, aku mengagumimu, sebab sudah menjejalkan kopi dalam hidupku, untuk yang pertama kalinya.

"Ini kopi jenis latte". Perpaduan antara kopi dan susu. Perpaduan antara manis dan pahit yang menyatu dan membentuk sebuah raa lekat yang nikmat. Seperti hidup yang kerap memadukan pahit dan manis dalam satu wadah yang sering kita sentuh, rasa, dan nikmati.

Setelah menjelaskan tentang kopi yang berhasil memsuki tenggorokanku, kau mendekatiku, dan membisikkan cinta yang tak akan pernah ku dengar lagi setelah ini. Meski senja dan latte akan tetap ada tanpamu. Namun, rasanya sudah berbeda.
Seperti senja ini, aku sengaja menyeduh secangkir latte di temani kenanganmu yang teraduk diantara susu dan kopi. Jika senja waktu bersamamu, latteku memiliki rasa yang nikmat, namun kali ini latteku memiliki rasa yang tidak hanya nikmat. sebab, rasanya lezat dan lekat. Itu karena kenangan manismu yang ikut terseduh dalam secangkir latteku.

Sejak saat itu, aku benar-benar menyukai latte. Itu karenamu. Benar, jika ada yang mengatakan " Cinta dapat merubah seseorang". Ya, seperti kamu. Kamu sudah merubahku menjadi penyuka latte nomor satu di setiap senja akan berlalu.