Kita terlahir dari kota yang berbeda. Tapi kerap kali membicarakan tema yang sama. Yaitu "CINTA"

Senin, 26 Agustus 2013

Hikayat 1001 Malam

Tiga tahun yang lalu, ketika aku dan seorang temanku sedang berada di toko buku Gramedia. Entah bagaimana awalnya, sampai akhirnya aku melirik ke arah buku Hikayat 1001 malam. 
Hal yang pertama kali menjadi pertimbanganku ketika akan membeli buku adalah :
  1. Desain sampul
  2. Judul
  3. Penerbit
  4. Penulis
Penulis buku Hikayat 1001 Malam bukan merupakan orang yang ku kenal. Penerbitnya juga bukan penerbit tempat biasa aku membeli buku. Tapi, entah kenapa pada waktu itu, aku ingin sekali membeli buku ini. Rasa ingin yang bersarang di pikiranku begitu kuat. Dalam hati aku menamai pikiranku pada saat itu dengan satu kata "Bangsat". 
Kenapa? karena pikiranku tidak pernah bisa berhenti menggoda, sampai tiba saatnya aku memutuskan untuk membeli. Terkadang aku tertawa geli. Sebab, setiap buku yang sudah kupegang, pada akhirnya pasti ku beli. Sungguh, aku memang seorang maniak buku. Namun, aku bersyukur terlahir dan ditakdirkan sebagai manusia penyuka buku. 
Buku Hikayat 1001 Malam merupakan buku termahal pertama yang ku beli. Harga buku ini adalah sebesar Rp. 106.000,00. Buku ini hard cover, memiliki tebal 586 halaman. Aku menyukai perpaduan warna lembut pada sampul buku ini. Rasa suka juga yang mendorongku untuk memiliki buku ini. Sama halnya seperti mencintai seseorang. Karena kita menyukainya maka kita berhasrat untuk mencintai dan memilikinya. Bagiku, cinta harus memiliki. Sebab,jika tidak memiliki, itu hanya sebuah rasa kagum.

Buku-buku yang sudah resmi menjadi milikku tidak semua ku baca pada saat itu juga. Contohnya buku ini. Aku tidak membacanya begitu buku ini sudah berhasil ku beli.
Kalian pasti akan bertanya seperti ini: Kenapa membeli buku kalau tidak dibaca?

Nah, bagiku membeli buku berarti sepertiga dari membaca. Membaca berarti separuh dari memahami, dan memahami berarti 90% mengerti isi yang terkandung dalam buku. Itulah prinsipku.
Sebab aku baru membaca buku ini pada tanggal 22 Agustus 2013. Sebuah kurun waktu yang lama, bukan?. Ya, tiga tahun lebih buku ini berpindah-pindah dari tangan teman-temanku dan baru kembali ke tanganku pada tanggal 20 Agustus 2013.  

Kisah 1001 Malam adalah sebuah untaian bianglala warna-warni yang indah dan tertuang dalam kisah binatang, istana raja dan rumah jelata; dari cincin batu sampai semerbak kerajaan Sulaiman, dengan segala angin, setan, jin, dan makhluk halus yang beliau taklukkan, beserta ragam bentuk telaga, burung-burung, mutiara, dan ratna mutu manikam yang keselururuhannya terhimpun dalam untaian kisah yang begitu indah. Mengandung hikmah dan petuah. Serta memiliki gaya bahasa yang baik dan menarik.
Ada satu kesimpulan yang ku peroleh dari peristiwa membeli hingga akhirya aku membaca buku ini, yaitu:
"Setiap yang diciptakan sang pencipta pasti berguna, meski butuh waktu yang lama untuk merasakan kegunaannya"