by : Valea Fiolida
Dia seperti bunga Anyelir
Takdir
telah meraba-raba hati kami berdua. Lalu mempertemukan aku dan dia di dalam
kampus yang sama. Dia anak perempuan dengan postur yang menyedihkan. Dia kurus
karena tidak suka makan. Tapi, bukan berarti dia miskin. Aku sering berpikir
dia akan terbang tersapu angin ketika sedang berjalan,itu karena dia sangat kurus sekali.
Tidak
ada catatan yang menuliskan pertama kali kami bertemu.Namun, ingatan telah
mengikat kebersamaan yang terjalin. Kami layaknya Layla-Juliet, sebab selalu
bersama ketika di kampus yang membuat kami mampus. Namun,harapan kami tidak
pernah pupus. Entah apa juga yang membuat aku bisa bertahan berteman dengan
dia. Mungkin takdir telah menuliskan sebuah catatan tentang kami,meski kami
tidak pernah mencatatnya.
Aku
hampir lupa mengenalkannya. Tapi bukan berarti aku melupaknnya. Aku Selalu
mengingatnya. Sama seperti aku mengingat senja di ujung sana. Dia bernama “Siti
Masyita”. Dan kita telah menapaki dunia bersama-sama selama enam tahun.Ya, dia
yang beraroma seperti anyelir. Wanginya selalu mengalir.